Di penghujung ini, ku tatapkan sejuta impian sejuta harapan.
Manis ku impikan dengan berjuta senyuman.
Sinis aku melihat harapan didepan tatkala senja kian berlabuh.
Pantai yang kegelapan, hilang bangau-bangaunya kembali ke sarangnya,
laut yang kejauhan luas mata memandang kian hilang pandangannya.
Rela ku carikan pelita buat menerangi malam-malamku yang kian larut.
Saat ini juga, telah ku perahkan peluh yang telah membasahi bajuku,
Masanya telah tiba, namun dimana serinya.
Yang perlu hanya jalan yang lurus,
Yang perlu hanya lilin yang terus menerus menerangi
Sehingga titisan yang terakhir tanpa sang bayu.
Aku pasrah
Aku redah semak belukar tanpa arah
Sakit ku rasakan, luka kian berdarah
Tetapi aku pasti jalan yang ini walau ku tangis dalam senyuman
Ku lihat kanan, ku lihat kiri
sedih tiada berteman ditampuk hati
Aku memerlukan cahaya menerangi jalan-jalanku
Dan senjata untuk ku cantas segala halangan
Sungguh gelap gelita kala ini..
Ku tegakkan hasrat demi menunaikan hasrat..
Bulu burung-burung yang berterbangan sesekali mengingatkan ku
Satu masa dulu aku pernah terbang tinggi di angkasa
Bebas kemana sahaja dan hinggap di dahan-dahan kukuh
Kini sayapku patah
Kupangku di riba sayapku ini
ku tangisi sayapku ini
Dengan harapan boleh kembali seperti dahulu
Jika tidak dapat kembali,
cukup aku mampu tersenyum didepan kenangan lalu yang sentiasa berdiri
yang selalu menyamankan halwa fikiranku.
Aku lali, aku alpa dengan kedinginan hati lalu
Begitu menagihkan dan mengasyikkan jiwa dan sanubari
Harus apa lagi yang perlu ditempa
Bagaimana lagi yang harus aku canaikan
Adakan tenun atau jahitan luka yang kau perlukan...
Batu
Beribu tahun kau disitu
Keras diam membeku kaku
Aku yang lalai
Selalai-lalainya manusia.
Oh alam kembalikan wangianmu
Aku rindu tidak tertaut
Bak teratai yang hanyut bersama serinya
Sajak malam
Buat peneman jiwa insan pasrah dalam ketentuanMu.....
2100hours.
2 ulasan:
Sajak yang bagus sobat, salam :)
terima kasih sobat..waalaikumussalam.
Catat Ulasan