Ingatan untuk kaum Muslimin.
Dunia sedang menuju penghujungnya apabila majoriti orang Islam
mengingkari perintah Allah. Masanya semakin dekat Umat Islam akan hancur
binasa. Ia bersangkutan dengan akidah dan cara hidup. Bakal
terhalangnya pertolongan dari Allah Subhana wa Taala. Jika ini terjadi,
kepada siapakah kita akan minta pertolongan? Makbulkah doa kita walaupun di aminkan oleh ratusan ribu jemaah?
Mereka menjadi "kafir" apabila berjinak serta menghampiri kumpulan
manusia yang terang-terangan memusuhi Allah dan RasulNya, secara tidak
sedar mereka telah dipandu keluar dari golongan Islam. Nampak seperti
mudah tetapi ianya amat berat.
Oleh itu, biarlah tidak nampak "warak" asalkan tidak menjadi "kafir" seperti ini.
Masanya akan tiba bila manusia kehilangan agamanya hanya kerana tidak
cerdik memilih teman dan rakan setia. Manusia Islam akan ramai-ramai
menjadi pendusta atau munafikin apabila kata-kata mereka tidak serupa
dengan apa yang mereka lakukan. Dalam solat mereka mengucapkan ikrar
bahawa "Hidup dan Mati" hanya untuk Alah. Tetapi hakikatnya mereka
mendustakannya dalam kehidupan apabila mengambil musuh Allah sebagai
teman setia dalam masa yang sama mengkhianati sesama Islam.
Begitulah kerja nafsu yang mendorong manusia menjadi penderhaka kepada
Penciptanya. Dalam lain kata ia bernama "Qarin", syaitan dalam diri
setiap manusia. Hawa Nafsu juga membawa kita kepada rasa "megah" dan
"besar diri". Ia juga bermaksud Sombong, Bongkak dan Melebihi Batas.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesilapan kecil sebegini. Mereka
yang telah pun bermukin di wilayah selamat dengan mendapat bimbingan
para mursyid dan arif billah, dijamin tidak akan terjebak, insyaAllah.
Inilah satu-satunya jalan lurus yang diredhai Allah dan sentiasa
mendapat pertunjuk dariNya.
Ingatlah, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi
dan Nasrani sebagai teman setiamu, mereka satu sama lain saling
melindungi. Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman
setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. Al-Maidah
:51)
Hari ini berapa banyak para pemimpin Islam dan orang-orang
Islam yang meminta perlindungan, pertolongan, dan memberikan wala'
(loyal) nya kepada Yahudi dan Nasrani, dan bahkan mengikuti cara hidup
mereka. Mengapa para pemimpin Islam dan orang-orang Islam bersikap
demikian? Kerana di dalam dada mereka sudah tertanam adanya : "khauf"
(rasa takut).
Maka Allah Rabbul Alamin menurunkan hukuman
(undang-undang) yang bersifat tegas, final dan baku, yang menjadi hukum
dasar bagi para pemimpin Islam dan orang-orang Islam, bagaimana
berhadapan golongan Yahudi dan Nasrani. Dalam seluruh aspek kehidupan
yang ada.
Firman-Nya :
"Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai
teman setiamu, mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa
diantara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia
termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim". (QS. Al-Maidah :51)
Dalam tafsir Ath-Thabari, menjelaskan, bahwa menurut riyawat As-Suddi,
ketika terjadi perang Uhud, dan suasana semakin mencekam, ada sebagian
orang Islam yang merasa takut tertawan oleh orang-orang kafir. Mereka
pun bermaksud mencari perlindungan kepada orang Yahudi di negeri Dahlak,
dan orang-orang Nasrani di Syam, dan bersedia mengikuti cara hidup
mereka. Maka turunlah ayat Al-Maidah : 51, yang melarang mereka
melakukan perbuatan itu.
Menurut Ath-Thabari ayat ini
menjelaskan urusan wala’ (loyal). Allah melarang orang-orang beriman
untuk berwala' kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan cara
menjadikan mereka pemimpin, penolong, teman setia, dan mengikuti cara
hidup mereka. Karena barangsiapa melakukan hal itu, maka Allah akan
menggolongkan ke dalam golongan orang-orang yang diikuti baik itu Yahudi
ataupun Nasrani.
Maka, orang-orang Mukmin (beriman) hendaknya
tidak menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin,
pelindung, dan teman setianya. Apalagi bila telah nampak sikap
permusuhan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani itu kepada Allah,
Rasulullah dan orang-orang Mukmin. Barangsiapa lebih memilih orang-orang
Yahudi dan Nasrani itu sebagai penolong, pelindung, dan teman setianya,
maka dia berarti telah menjadi musuh Allah, Rasulullah dan orang-orang
Mukmin. Hal itu merupakan perbuatan zalim dan Allah tidak akan memberi
pentunjuk kepada orang-orang zalim.
Disisi lain, Ibnu Katsir,
menjelaskan surah Al-Maidah ayat 51 itu, menegaskan bahwa Allah melarang
hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjadikan orang Yahudi dan Nasrani
sebagai teman setia. Kaum Yahudi dan Nasrani merupakan musuh Islam dan
umat Islam seluruhnya.
Kemudian, selain menjelaskan kaum
beriman (orang Mukmin) satu sama lainnya saling melindungi, Allah juga
mengancam siapapun yang melanggar larangan-Nya itu. Dia Ta’ala
berfirman: "Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan mereka teman
setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka".
Ibnu
Abu Hatim meriwayatkan bahwa Umar meminta Abu Musa untuk mengusulkan
atau melaporkan setiap hal yang ia lakukan dalam satu rumusan. Abu Musa
memiliki juru tulis (sekretari) dari Nasrani dan melaporkannya kepada
Khalifah Umar. Umar merasa hairan. Umar bertanya kepada Abu Musa : "Dia
seorang juru tulis yang seharusnya menjadi orang kepercayaan". Apakah
kamu boleh membaca surat yang datang dari Syam di dalam masjid-masjid?".
Abu Musa menjawab, "Dia tidak boleh melakukannya". Tanya Umar lagi:
"Apakah dia orang asing?". "Bukan. Dia seorang Nasrani", jawab Abu Musa.
Lalu Umar menghardik saya (Abu Musa), dan menepuk paha saya. "Bawa dia
keluar", ujar Umar. Kemudian, Umar membacakan ayat : "Wahai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai
teman setiamu".
Dalam Al-Qur'an, yang termaktub dalam surah
Al-Maidah ayat 51 itu, bersifat kekal, yang menyangkut sikap dan
bagaimana melihat orang Yahudi dan Nasrani. Mereka adalah musuh Allah
Rabbul ‘Alamin. Mereka menjadikan ‘Uzair dan Isa sebagai anak Tuhan dan
Tuhan, yang merupakan sikap yang menduakan Allah Azza Wa Jalla, dan
merupakan perbuatan syirik, yang dilaknat oleh Allah.
Sepanjang
sejarah Yahudi dan Nasrani melakukan permusuhan yang sangat nyata
terhadap orang-orang Mukmin, yang tidak pernah selesai. Permusuhan
antara ahlul haq dengan ahlul bathil. Selamanya.
Bagaimana
mungkin orang-orang Mukmin, termasuk para pemimpin Islam, bermesraan,
meminta pertolongan, perlindungan, dan memberikan wala' kepada mereka,
sedangkan mereka adalah musuh Allah dan Rasul-Nya.
Banyak para
pemimpin Islam dan orang-orang Islam yang meminta pertolongan kepada
Amerika, Eropa, dan negara-negara kafir lainnya, yang sudah nyata-nyata
mereka menjadi musuh, dan menumpahkan darah orang-orang mukmin, yang
tanpa haq, seperti yang terjadi di bumi Palestina, Irak, Afghanistan,
Somalia, Chechnya, dan Bosnia. Mereka sangat nyata-nyata permusuhannya.
Ketika para pemimpin Islam dan orang-orang Islam, yang sudah hatinya
terkena penyakit "khauf"dan "wahn", maka mereka, para pemimpin Islam dan
orang-orang Islam datang berbondong-bondong kepada Yahudi dan Nasrani
meminta pertolongan, perlindungan, dan berwala' kepada mereka. Bukan
hanya sekadar menghadiri upacara Natal dan mengucapkan Natal, tetapi
sudah menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia mereka.
Kerana itu, hari ini para pemimpin Islam dan orang-orang Islam,
termasuk mereka yang berada dalam "Harakah Islamiyah" (Gerakan Islam)
telah menjadi hina, dan bertekuk lutut dihadapan Yahudi dan Nasrani, dan
menjadikan "demokrasi" sebagai agama mereka, dan diikuti dengan
sembahan lainnya, yang disebut kata, "sekongkol", menyebabkan mereka
menjadi "tasyabbuh" (menyerupai) atau" talbis", menyerupai dan bercampur
dengan Yahudi dan Nasrani dalam bab aqidah dan muamalah.
Mereka sudah tidak berani lagi menyatakan identiti, jati diri secara
terang-terangan sebagai Mukmin, dan menegaskan Islam sebagai agama yang
syumul (sempurna), dan menegakkan prinsip (mabda') Islam dalam seluruh
aspek kehidupan, dan memilih untuk menggunakan prinsip dari Yahudi dan
Nasrani.
Sehinggakan ada seorang tokoh Parti Islam Indonesia,
harus perlu membuat spanduk besar-besar, di sebuah jalan di Jakarta, dan
hanya sekadar mengucapkan: "Selamat Natal", kepada orang-orang Nasrani,
yang akan merayakan Natal. Karena, dia mengharapkan pertolongan dari
orang-orang Nasrani. Bukan dari Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.
p.s Kalau ada masa cubalah fahami apa yang sahabat saya (OrgOrg) cuba
sampaikan Di Sini, Bukan apa, usahalah kaji lebih mendalam (terlalu
banyak tipudaya) apa sebenarnya yang berlaku dalam negara kita. Apa
muslihat mereka dan apa pula yang cuba dilakukan oleh MUSUH2 ALLAH ini
(baca Yahudi dan Nasrani). Jika Islam tidak bersatu, Islam akan
dilaga-lagakan demi kemenangan mereka. Bersatulah segera sebelum
terlewat.